SALAM PERSAHABATAN

hidup tanpa persahabatan bagaikan perkasanya singa yang
tinggal sendirian dibelantara hutan. sekeras apapun prinsip dan hati manusia
mesti membutuhkan sahabat


Sabda Nabi Saw:

Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. bila kamu memohon sesuatu kepada allah maka mohonlah dengan penuh bahwa doamu akan terkabulkan. allah tidak mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dengan lengah. (HR. Ahmad)

Minggu, 28 Desember 2008

NDP HMI





NDP adalah adalah Nilai-nilai Dasar Perjuangan Himpunan
Mahasiswa Indonesia. NDP ini termuat delapan bab, yaitu: Landasan Kerangka
Berfikir; Dasar-dasar Kepercayaan; Hakikat Penciptaan dan Ekskatologi; Manusia
dan Nilai-nilai Kemanusiaan; Individu dan Masyarakat; Keadilan Sosial dan
Ekonomi; dan Sains Islam.

BAB I

Landasan Kerangka Berfikir

Pada bab ini menjelaskan bagaimana tabiat manusia, berserta kecenderungannya. setiap manusia memiliki Gagasan-gagasan. Gagasan ini sering disebut pengetahuan/tasawwur atau konsepsi, tetapi masih bersifat sementara. Gagasan yang terseleksi inilah yang menjadi embrio dari keyakinan/kepercayaan seseorang. dikarenakan pengetahuan/konsepsi ini bersifat sementara, bisa benar dan salah maka diperlukanlah suatu penilaian terhadap konsepsi-konsepsi tersebut, supaya menyapai pengetahuan taasdiqi=pengetahuan yang benar-benar diyakini.
· Kemudian Apa landasan pokok penilaian kita supaya mendapatkan kebenaran yang sifatnya mutlak dan pasti?
Mazhab filosofis berbeda pendapat,
1. Metafisika islam, dengan dokrin aqliyahnya
2. Emperisme, dengan dokrin emperikalnya
3. Skriptualisme, dengan dokrin tekstualnya
· metafisika islam menjadikan prima principia, kausalitas serta metode deduktif sebagai kerangka berfikirnya.
· Emperisme, menjadikan pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka berfikirnya.
· Skriptualisme, menjadikan teks kitab suci sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu serta tekstul dalam kerangka berfikirnya.
Dalam metafisika islam, teks kitab suci dan pengalaman inderawi menjadi premis mayor dalam sistematika deduktif.

BAB II
Dasar-Dasar Kepercayaan


Manusia makhluk percaya yang rasional secara intuitif, sehingga punya potensi untuk mengetahui dan menyakini pengetahuan yang baru dengan befikir. Berfikir sendiri adalah aktivitas seseorang dalam upaya menyelesaikan masalah dengan modal prinsip pengetahuan sebelumnya.

Manusia harus memiliki kepercayaan yang benar dan mutlak (al-haqq), kepercayaan harus ditelaah secara objektif dengan segala potensi yang ada. karena kepercayaan akan melahirkan tata nilai. Hal ini juga yang menunjukan perbedaan manusia yang dikaruniai akal dengan hewan yang tidak mempunyai akal.

Metafiska islam menyatakan:

Kemutlakan WUJUD (ADA)-Nya

Wujud adalah sesuatu yang jelas keberadaannya dan tunggal
Selain keberadaan adalah ketiadaan
So,,
Apabila ada sesuatu selain ADA maka itu adalah ketiadaan
Ketiadaan itu sesuatu yang mustahil karena ketiadaan tidak memiliki keberadaan

Makanya kebenaran dan kesempurnaan mutlak (zat yang maha sempurna) itu ada.

Manusia terbatas untuk sampai mengetahui kemahasempurnaan ADA, membutuhkan sesuatu sistem nilai yang sempurna. Dan sistem nilai yang sempurna tidak lain harus berasal dari yang maha sempurna. Sistem nilai ini pun harus dijelaskan dengan argumentatif, rasional, terbuka dan tidak dokriner.

Pada ranah realitas, setiap agama mengklaim maha sempurna tersebut dengan istilah, konsep dan simbol yang berbeda-beda.
Apakah semua agama benar?
Apakah semua agama salah?
Apakah hanya ada satu agama yang benar?

Agama yang berbeda mustahil memiliki sosok mahasempurna yang sama, walau memiliki kesamaan etimologis. Sebab bila sama, maka agama-agama itu identik. Namun, kenyataan sosiologis masing-masing agama berbeda.

Agama semua salah, ini mustahil karena bertentangan dengan ketergantungan manusia terhadap kemahasempurnaan

Jadi, hanya satu agama yang benar, yang seseorang pilih dan ikuti yang telah terbukti secara argumentatif.

Dalil pembuktiannya dengan pertanyaan:

Bagaimanakah sosok tuhan diantara agama-agama tersebut?
Secara prinsipil tuhan pasti bertolak belakang dengan manusia. Jika manusia terbatas, materi, terindera, bergantung dll, maka tuhan tidak terbatas, imateril, tidak terindera dll. Jika seseorang mengatakan tuhan mahasempurna, maka sesungguhnya tuhan lebih maha sempurna dari apa yang terdapat pada konsepsi orang tersebut.

Jawaban inilah yang menunjukan agama mana yang benar!!! Yaitu dengan mengetahui ciri-ciri umum dari sosok tuhan yang diyakini masing-masing agama, jika jawabannya ada yang mengarah pada persamaan tuhan dan manusia maka agama itu salah, atau ada yang menunjukan tuhan itu terbatas dan bergantung maka agama itu salah.


Segala sesuatu yang terbatas pasti bukan tuhan
Mengapa demikian?!

Karena manusia adalah manisfestasi tuhan (inna illahi) yang kemudian akan kembali kepadanya (wa inna illahi rajiun) sebagai realisasi kerinduan manusia akan keabadian kesempurnaan, kebahagiaan mutlak.

Keinginan untuk merefleksikan terimakasih dan beribadah, maka allah mengutus rasul sebagai pembimbingnya supaya dilakukan dengan benar. Rasul adalah cerminan tuhan di dunia, mengingkarinya berarti mengingkari tuhan. Sehingga harus patuh juga pada rasul.

Dari konsep fitrah dan rasio tentang realitas mutlak diatas ternyata sesuai dengan konsep teoritis tentang tuhan dalam ajaran muhammad yang mengaku rasul tuhan yang disembah selama ini. Muhammad mengajarkan kalimat persaksian/syahadat.

Proses pencarian kebenaran dapat ditempuh dengan berbagai jalan, baik filosofis, intuitif, ilmiah, historis, dll dengan memperhatikan ayat-ayat tuhan yang terdapat di dalam kitab suci maupun di alam ini.

Kemudian setelah itu selesai,,bagaimana konsekuensinya?!!
Pencarian ketuhanan dan kerasulan adalah fitrah manusia menggapai kebahagian, keabadian dan kesempurnaan. Untuk mewujudkan ini maka lahirlah konsep keberadaan hari kiamat sebagai konsekuensi keadilan tuhan. Kehidupan akhirat merupakan refleksi perbuatan yang berlamdaskan iman, ilmu dan amal selama di dunia. Dengan kata lain, ganjaran akhirat adalah kondisi objektif dari relasi manusia terhadap tuhan dan alam.


BAB II
Hakikat Penciptaan dan Ekskatologi


Hakikat penciptaan= tujuan penciptaan
Siapa yang mempunyai tujuan penciptaan?
Tuhankah?!
Manusiakah?!
Kemanakah tujuan tersebut?!
Hasil konsekuensi metafisika islam akan diketahui bahwa tujuan dari segal ciptaan adalah bergerak menuju sesuatu yang sempurna.
Kesempurnaan yang tinggi adalah tuhan maka Dia lah yang menjadi tujuan dari seluruh gerak ciptaan.

Karena kita pegang terhadap cara berfikir metafisika islam,,yang mana prima prinsipia yang dipegang kemudian disertai kausalitas dan berfikir deduktif,,
Akan di temukan prima prinsipia,,bahwa keimanan kepada hari akhir atau ekskatologi merupakan prima prinsipia..inilah prinsip kedua setelah tauhid, bagi muslimin,,siapa yang tidak mengimani hari akhir ini,,dia bukan muslim.
Keberadaan hari akhir ini harus kita jelaskan secara filosfis sehingga tidak ada seorang pun yang meragukakan keberadaan hari akhir ini, terutam trhadap orang yang tidak mempercayai hari akhir.Hari akhir merupakan bukti keadilan tuhan, tampat dimana balasan dari segala apa yg dilakukan di dunia.


BAB IV
Manusia dan Nilai-nilai Kemanusiaan


Siapakah Manusia?
Darimana Tolak ukur manusia mulia atau hina?

•Aspek Basyariah (Fisiologis)
•Aspek Annas (Sosiologis)
•Aspek Insan Psikologis, bersifat s[ritual dan intelektual
Yang menjadi tolak ukur mulia atau hinanya manusia bisa dilihat dari aspek insan (psikologisnya, yang memuat intelektual dan spiritual)

Dalam konsepsi islam,,manusia dipandang sebagai insamukamil, manusia ideal.
Tuhan merupakan sumber kesemprunaan dan kemulian. Manusia dianggap sebagai manifestasi tuhan termulia dibumi dan wakil tuhan dibumi (Khilafah).
Kemuliaan manusia diukur dari dimensi apanya?
Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keniscayaan Universal (Takdir)
•Keniscayaan Universal/Takdir merupakan syarat munculnya ikhtiar. Tanpa Takdir tidak mungkin perlu ikhtiar.
•Bedakan antara Takdir/Sunnatullah dengan Nilai
•Untuk dapat bertahan nilai harus selaras dengan sunnatullah.
Sunnatullah: Nilai:
Hukum Alam Kesepakatan
Universal Lokal
Objektif Subjektif
Eksternal Internal
Tidak berubah Berubah
Terbukti dgn sendirinya Pembuktian berbeda2

Al Fath (48:23) Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.


BAB V

Individu dan Masyarakat


•Manusia adalah makhluk berjiwa individual dan berjiwa bermasyarakat/sosial secara sekaligus.
•Kedua aspek ini mesti dipahami dan di letakkan pada porsinya masing-masing secara terkait. Sebab yang pertama melahirkan perbedaan dan yang kedua melahirkan kesatuan.
•Karena itu mencabut salah satunya dari manusia itu berarti membunuh kemanusiaannya.

BAB VI
Keadilan Sosial dan Ekonomi


•Bagi Islam satu - satunya jalan yang dapat mengatasi masalah ketidak adilan adalah dengan memberikan jaminan pendapatan tetap, dengan kemungkinan mendapatkan lebih banyak
•Serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik ke kesadaran teologis dan ekskatologis, tanpa memasung atau bahkan mematikan naluri alamiahnya.


BAB VII

Sains Islam


•Islamisasi sains terhadap sains-sains modern (sains positivisme) merupakan bentuk keseriusan dalam menjawab efek negatif sains modern yang materialistik, anti metafisika.
•Sekaligus sebagai wujud dari naturalisasi sains didunia Islam, sehingga pengaruhnya yang negatif terhadap gagasan metafisis (Teologi dan Ekskatologi) dan nilai-nilai agama Islam lainnya dapat dihindari.
•Hasil dari upaya islamisasi sains inilah yang kita sebut sains islam.

Tidak ada komentar:

Pengunjung Ana